Portal Berita Online & Advertising

Gubernur Kaltim Membuka Rakor Litbang 2022 Sekaltim

0 920

Saskindo Media – Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor membuka Rakor Kelembangaan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Tahun 2022 se Kaltim, Rabu (15/6/2022) di Jakarta.

Dalam sambutannya, Gubernur Isran Noor berharap Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di daerah bisa lebih berkarya dan melahirkan produk yang bisa menjadi acuan Pemprov Kaltim dalam mewujudkan rakyat sejahtera dan lebih modern.

Isran pun menaruh harapan agar Badan Litbang Kaltim yang kini dipimpin Dr Fitriansyah sebagai Plt Kepala Badan Litbang, menjadi leading sector utama dalam pengembangan penelitian dan inovasi di Kaltim.

“Secara nasional LIPI masih terbatas ruang gerak, karena di daerah lebih luas lagi, tidak saja mendasar tetapi lebih luas seperti bagaimana cara untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), demikian di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan maupun sumber daya alam lainnya,” sebut Isran dalam acara yang diikuti sejumlah perguruan tinggi dan kalangan peneliti.

Mantan penyuluh pertanian ini, mengungkapkan di Kaltim ada pisang kepok yang selama ini menjadi pisang goreng sementara manfaatnya banyak. Iapun mengungkapkan dalam penelitian, virus fusarium atau yang dikenal penyakit layu penyebabnya yakni Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC).

“Fusarium merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih dari 35 persen. Ternyata dalam penelitian fusarium tidak menyebar ke pisang lainnya,” beber Isran.

Plt Kepala Badan Litbang Kaltim Dr Fitriasnyah sebelumnya menerangkan Rakor yang berlangsung selama 2 hari dengan tema Peran Strategis Inovasi Daerah Dalam Mendukung Pembangunan Daerah menghadikan Dr Yopi selaku Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dr Cheka selaku Direktur Fasilitas Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah Dirjen Otda Kemendagri sebagai nara sumber.

“Kedepan ada perubahan nomenklatur lembaga penelitian daerah sehingga perlu pemahaman bersama,” ujar Fitriansyah.

Leave A Reply

Your email address will not be published.