Saskindo Media, Bontang – Perbaikan titik kerusakan di jalan Bontang Lestari dinilai kurang maksimal, Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina menyayangkan. Karena, perbaikan hanya dilakukan dengan cara menimbun menggunakan material agregat.
“Kita tau kendaraan yang melintas di atas tonase 8 ton,” ungkapnya.
Kata dia, apabila perbaikan hanya dilakukan dengam sistem penimbunan. Maka, perbaikan titik itu lebih cepat kembali rusak.
Terlebih, ketika di sisi aspal yang ditimbun tidak di cutter, maka mudah merembet kerusakan di aspal berikutnya.
“Kalau hanya menimbun, pasti itu merembet lagi,” ujarnya
Dengan itu, ia berencana ke lapangan melihat kondisi pekerjaan titik kerusakan jalan yang dilakukan oleh perusahaan juga pemerintah.
Di mana titik lokasi yang dikerjakan oleh pemerintah dan di mana titik lokasi yang dikerjakan oleh perusahaan.
Diakhir, ia meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, koordinasi dengan perusahaan untuk membuat perencanaan yang baik.
“Kita minta dikoordinasikan agar perencanaannya juga baik,” ujarnya
Di tempat berbeda, Jayadi, Asisten Manager External Relations PT EUP menyampaikan, kerusakan rencananya dilakukan dua hingga tiga titik kerusakan di Jalan Bontang Lestari yang dianggap kerusakannya parah.
“Itu juga menyesuaikan dana yang disiapkan perusahaan,” imbuhnya.
Perkiraan anggaran yang digelontorkan dari PT EUP berkisar Rp 400-500 juta untuk perbaikan titik kerusakan jalan.
“Kalau tidak berubah paling banyak setengah miliar,” bebernya.
Sembari menunggu penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), sementara waktu dilakukan penimbunan di titik kerusakan yang dianggap parah. Hal itu dilakukan agar tidak memperparah keruskaan jalan.
“Kalau dibiarkan nanti semakin parah,” tandasnya.
(AA/SM)