Audiensi Pembangunan Fasilitas Jantung RS Regional Mamuju, Wagub Harap Dukungan Kemenkes
Saskindo Media, Mamuju – Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Wagub Sulbar), Enny Anggraeny Anwar menerima audiensi Tim Visitasi Dirjen Yankes bersama Direktur Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, di Rumah Jabatan (Rujab) Wagub Sulbar, Jumat (25//2022).
Enny Anggraeny Anwar berterimakasih kepada Dirjen Yankes atas perhatiaanya kepada Sulbar, khususnya dalam pembangunan fasilitas jantung di RS Regional Mamuju, yang belum maksimal dan pasien-pasien masih dirujuk ke luar daerah.
“Kami Pemerintah Daerah Sulbar mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kementerian kesehatan, semoga apa yang dicita-citakan memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Sulbar,” harap Enny.
Dalam pertemuan tersebut, dirinya menyinggung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulbar, pada tahun 2021 IPM Sulbar sebesar 66,36 persen, untuk usia harapan hidup sebesar 65,25 persen, harapan lama sekolah sebesar 12,86 persen, dan rata-rata lama sekolah untuk tahun 2021 adalah 7,96 persen.
Angka mulai turun tahun 2020 sebesar 93,17 persen dan presentasi penduduk miskin pada tahun 2020 sebesar 10,87 persen, meningkat menjadi 11,29 persen pada tahun 2021.
“Peningkatan IPM dan usia harapan hidup merupakan suatu pencapaian prestasi yang baik yang telah dilakukan oleh Pemprov Sulbar,” ucapnya.
Ia menjelaskan, Pemprov Sulbar memiliki 8 RS dan terdapat 98 Puskesmas yang tersebar di enam kabupaten. Sedangkan, untuk ahli jantung beberapa diantaranya tengah menjalani tahap pendidikan.
Sementara itu, Dirjen Yankes dr. Abdul Kadir mengemukakan, dari sekian banyak penyebab kematian di Indonesia, pasien yang paling banyak adalah pasien penyakit jantung, stroke, kanker, dan lainnya.
“Sangat tidak mungkin dalam waktu bersamaan semua bisa terselesaikan, yang menjadi prioritas yaitu menyelesaikan penyakit jantung, karena itu penyebab kematian yang paling tinggi di Indonesia dan angka kisarannya 1/100, sehingga ada sekitar 270 ribu penduduk Indonesia menderita jantung,” sebutnya.
Menurutnya, di Indonesia tidak mampu mengatasi 270 ribu penduduk yang menderita penyakit jantung dan rumah sakit harapan itu terbatas. Untuk itu, Kementerian Kesehatan berkomitmen mendirikan Pusat Jantung Terpadu pada tahun 2024 di setiap ibu kota provinsi.
Terkait persyaratannya, sambungnya, persyaratan utama bukan pada sarana dan prasarana, tetapi paling utama adalah SDM dan Ia menilai SDM di RS Regional Mamuju sangat kurang dan lemah.
Dengan demikian, ia menekankan semua harus punya insiatif untuk mengembangkan RS Regional Mamuju sebagai Pusat Jantung.
“Saya mohon ini bisa merangsang dan punya tanggungjawab untuk mengembangkan sarana kesehatan yang ada di Mamuju. Minimal pemerintah provinsi harus investasi SDM disiapkan,” tutupnya. (*)